Di sini kita bertemu, di sini kita bersatu, di sini kita berdarma bakti tanpa batas waktu. Selamat Datang di halaman Sanggar Pringgodani. -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. - . -- ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. ... .- - ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. -.. .- .-. -- .- / -... .- -.- - .. / - .- -. .--. .- / -... .- - .- ... / .-- .- -.- - ..- .-.-.- / ... . .-.. .- -- .- - / -.. .- - .- -. --. / -.. .. / .... .- .-.. .- -- .- -. / ... .- -. --. --. .- .-. / .--. .-. .. -. --. --. --- -.. .- -. .. .-.-.-

Senin, 01 Januari 2018

🚧 Malang Tidak Melintang - ⚜Kontingen Malangkuçeçwara⚜ 🚧

Dari semua hipotesa tidak ada yang mengungkapkan arti dari Malang, apakah berarti tidak beruntung, melintang, atau sial?. 
Bahkan akhirnya diambillah salahsatu dari hipotesa tentang arti kata Malang, disebutkan bahwa Malangkucecwara berarti "Tuhan menghancurkan yang bathil".
(sumber : Wikipedia)

"Amar ma'ruf nahi munkar (al'amru bil ma'ruf wannahyu'anil-mu'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk baik masyarakat. Frasa ini dalam syariat lslam hukumnya adalah wajib".  (ref-from : Google)

Sudah banyak pendapat bahkan hadist dijadikan sebagai referensi mengungkap arti Malangkucecwara sebagai sumber asal nama kota Malang. Berangkat dari sanalah Pemerintah Kota Malang  mencantumkan kalimat Malangkucecwara di bawah lambang atau logo kota kebanggaan Arek-arek Malang.
Badge Kontingen Peserta Utusan Malang Kodya (Kota Malang)

Pada tahun 1970 penulis sebagai salah satu bagian dari anggota Gerakan Pramuka Kotamadya Malang (Penegak), dan sebagai pembantu para Pelatih dan Andalan Cabang di dibawah komando Ancutra (andalan Cabang Urusan Putra) dan Ancupi (Andalan Cabang Urusan Putri), merupakan bagian yang bertugas dalam mempersiapkan kontingen Perppanitera 2 di Bedugul Bali pada 14-24 Agustus 1972 (catatan: Perppanitra 1 dilaksanakan di Cimanggis, Bogor, Jawa Barat pada 21-26 Agustus 1969, setelah Perppanitra 2 di Bali nama diubah menjadi Raimuna Nasional dan pertama kali dilaksanakan di Karangkates, Malang, Jawa Timur pada 14-24 Agustus 1976), dan mempersiapkan Kontingen Jamboree Nasional l di Situbaru (Cibubur), Jakarta tahun 1973, juga mempersiapkan Kontingen Lomba Tingkat. III (Lomba Regu Penggalang Pramuka tingkat Propinsi) Jawa Timur di Situbondo dan Perppanitera Daerah Jawa Timur di Pamekasan tahun 1973, dimana untuk persiapan keberangkatan diawali dengan masa pelatihan dan pembekalan kontingen, yang masa itu disebut masa orientasi atau bahasa kerennya (Inggirs) TC atau Training Centre.

Trainng Centre Kawah Candradimuka di Sanggar Pringgodani

Masa persiapan tersebut diserahkan kepada para Penegak/Pandega yang biasa membantu para Andalan Cabang, hal demikian kami merasa tertantang untuk menyulut api semangat para Pramuka Kotamadya Malang dengan membuat semboyan dan sekaligus penanaman semangat kecintaan kepada Kotamadya Malang, disamping Trisatya dan Dasa Darma Pramuka yang sudah menjadi kewajiban untuk dipahami dan diamalkan. Dimasa begini perlu perlu diberikan sebuah benda yang menempel di seragam Pramuka mereka, kalau sekarang Brevet atau Badge atau Pine (pin) guna memudahkan mengingat semangat kebersamaan dan semboyan pembangkit semangat selama mengikuti kegiatan.

Dengan dibantu oleh beberapa Penegak yang lain mengadakan rapat tidak penting (informal meeting). Memang jaman dulu kalau mempunyai ide (konsep) apapun yang bertujuan untuk memajukan organisasi, kadang tidak perlu rapat secara formal (ndakik-ndakik), tinggal idenya apa, pelaksananya siapa, sumber dananya dari mana, kalau menemui jalan buntu solusinya bagaimana. Keputusan terakhir konsep segera direalisasikan, tetapi itu semua tidak meninggalkan peraturan yang berlaku saat itu (bahasa Jawanya: ora grusa-grusu). 

Ya....!!!  tentu saja yang namanya anak muda (Penegak) untuk memutuskan hasil rapat terjadi tarik ulur. Tetapi rasa kebersamaan tetap terjaga, maklum saat itu hampir tiap hari para Penegak, sepulang sekolah atau kerja menyempatkan diri untuk singgah ke Sanggar Pringgadani, mereka menganggap sanggar merupakan basecampnya.

Hasil rapat (rembugan) akhirnya menemukan ide bahwa anggota kontingen yang akan mengikuti event/kegiatan yang mewakili Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kotamadya Malang harus melalui seleksi ditingkat Kwaran (Kwartir Ranting atau dari Kecamatan-kecamatan) kemudian wajib masuk dan mutlak mendapatkan penggemblengan (pelatihan dan pembekalan) di kawah Candradimuka yang dilaksanakan di Sanggar Pringgadani dan sekitarnya (sekarang Kantor Kwarcab Kota Malang), dan jika sudah berhasil menyelesaikan masa orientasi disematkan tanda bakti berupa badge Kontingen Peserta Utusan Kwarcak Kotamadya Malang yang bergambar Tugu berwarna merah dengan dasar warna putih dan bertuliskan Malangkuçeçwara berwarna putih dengan dasar warna merahseperti layaknya TKU/Tanda Kecakapan Umum yang harus di  pasang di baju dada kiri diatas saku.

Pada saat pembikinan dimasa itu dibuat dengan bahan sangat sederhana, karena belum ada mesin bordir, maka dibuatlah waktu itu dengan disablon. Meski dibuat dari bahan yang sederhana, badge kontingen tersebut merupakan suatu tanda bahwa anggota Pramuka tersebut pernah mendapatkan pelatihan dan pembekalan di Kawah Candradimuka, dan setiap peserta memiliki kesan-kesan yang berbeda, diantaranya :
Kontingen Raimuna Nasional 2017

"Saya sangat bangga memakai badge ini, karena tidak semua anggota Pramuka Kwartir Cabang Kotamadya Malang mendapat tanda bakti tersebut tanpa mengikuti orientasi"
Penyerahan Bendera Kontingen Kwartir Cabang Kotamadya Malang oleh Walikotamadya dr. Tom Uripan

Pimpinan Pasukan Kontingen Putra Heru Baskoro

Dituturkan dengan referensi berbagai sumber oleh :
Kak Uber Suhartono (pelaku PW Aspac I 1978; aktifis Pramuka Malang Kodya; member Forum Pandu Ngalam)