Di sini kita bertemu, di sini kita bersatu, di sini kita berdarma bakti tanpa batas waktu. Selamat Datang di halaman Sanggar Pringgodani. -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. - . -- ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. ... .- - ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. -.. .- .-. -- .- / -... .- -.- - .. / - .- -. .--. .- / -... .- - .- ... / .-- .- -.- - ..- .-.-.- / ... . .-.. .- -- .- - / -.. .- - .- -. --. / -.. .. / .... .- .-.. .- -- .- -. / ... .- -. --. --. .- .-. / .--. .-. .. -. --. --. --- -.. .- -. .. .-.-.-

Kamis, 21 Juli 2016

SAYUR BOUGENVILLE oleh Kak Gatot


Tahun 1973, sepulang dari Jambore Nasional di Buper Cibubur, sebagai penghuni Sanggar Pringgodani, saya (Gatot Andhika), kak Uber Suhartono, kak Bambang Basuki AS (alm), kak Yongki S, kak Karmen, dan lain-lain, bisa disebut penghuni tetap Sanggar Pringgodani; karena memiliki perbedaan sifat, diantaranya yang suka memerintah teman lainnya alias Big Bos.

Suatu ketika, karena banyaknya acara saya ditegur teman yang sedang menetik dengan suara agak keras dalam bahasa Jawa (kebiasaan kami para penghuni Sanggar) : "Yo opo wis mateng tah? Wetengku luwe" (Gimana sudah matang kah? Perutku lapar); saya menjawab : "Sik kak kari sayure" (Sebentar tinggal sayurnya); Big Bos menyahut : "Yo cepetan" (Ya cepatlah). Lalu dia meneruskan mengetiknya, saya waktu itu memasak sayur dengan memanfaatkan dedaunan yang banyak tumbuh di sekitar sanggar, dan saya memilih daun muda bougenville, disayur dengan bumbu seadanya dan sambil menunggu sayur matang, saya membuat sambal trasi.

Kak Uber yang lagi sibuk menggambar dengan water-verb (cat air) datang dan bertanya : "Kari apane kak" (Kurang apanya kak), saya menjawab : "Tinggal tunggu umub kak" (Tinggal tunggu mendidih), tiba-tiba kak Uber sambil berkata "Kesuwen ..." (Kelamaan) dia tuangkan cat air encer ke dalam panci sayur yang mulai mendidih. Karena saya yuniornya cuma bisa terdiam dan mungkin karena kelaparan Big Bos rupanya membau sambal trasi yang menyengat dan langsung mengambil nasi, sayur dan sambal terus menyantapnya, mungkin merasakan enaknya Big Bos sambil meringis merasakan makanan berkata : "Masakane enak tenan" (Masakannya enak sekali).

Sebenarnya saya dan kak Uber maunya tidak ikutan makan, dan kami saling pandang keheranan, kok ternyata masakanku dikatakan enak oleh Big Bos ... dan mungkin karena juga kelaparan melilit otak kami pun ikut makan ...
Bagaimana rasanya ? Itu menjadi rahasia kami, tapi jika ingin tahu rasanya, suatu saat jika kita mengadakan Reuni di Sanggar Pringgadani boleh deh saya akan masakkan Sayur Daun Bougenville Water-verb ala Sanggar Pringgodani ... hehehe ternyata kita tetap kalah sama Big Bos Juragan Sanggar Pringgodani.

LAMBANG PRAMUKA

 TUNAS-KELAPA


LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
  • Gerakan Pramuka berlambangkan: Gambar silhouette TUNAS KELAPA
  • Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka
    1. Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “CIKAL”, dan istilah “cikal bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru.
      Jadi buah kelapa/nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
    2. Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
      Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat, ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
    3. Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
      Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dan dalam keadaan bagaiaman juga.
    4. Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohan yang tertinggi di Indonesia.
      Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
    5. Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
      Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
    6. Kelapa/nyiur adalah pohon yang serba guna, dari ujung atas hingga akarnya.
      Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
  • Lambang Gerakan Pramuka diciptakan oleh Sunardjo Atmodipuro (almarhum), seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai Pegawai Tinggi Departeman Pertanian
  • Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji-panji Gerakan Pramuka yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden Republik Indonesia.
  • Lambang ini dipergunakan pertama kali 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961
  • Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam tanda-tanda, bendera, papan nama, dsb. diatur dalam Petunjuk-petunjuk Penyelenggaraan.
  • Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan SK Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, telah mendapat Hak Patent dari Ditjen Hukum dan Perundangan-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634 tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang Hak Patent Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Hak Patent tuliasan PRAMUKA.
Sumber: 

Rabu, 20 Juli 2016

API KITA SUDAH MENYALA

SELAMAT DATANG DI WEB BLOG KAMI
Sanggar Pramuka Pringgodani
tempat berkumpul kami, tempat berlatih kami, tempat berkreasi kami, tempat berdarma kami, tempat berbakti kami, dari dulu sampai nanti ...
Web blog sudah diaktifkan, segera bangun menulis karya, kenangan, atau harapan masa dulu, kini dan nanti ... di sini ... di Sanggar Pramuka Pringgodani online