Di sini kita bertemu, di sini kita bersatu, di sini kita berdarma bakti tanpa batas waktu. Selamat Datang di halaman Sanggar Pringgodani. -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. - . -- ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. ... .- - ..- --..-- / -.. .. / ... .. -. .. / -.- .. - .- / -... . .-. -.. .- .-. -- .- / -... .- -.- - .. / - .- -. .--. .- / -... .- - .- ... / .-- .- -.- - ..- .-.-.- / ... . .-.. .- -- .- - / -.. .- - .- -. --. / -.. .. / .... .- .-.. .- -- .- -. / ... .- -. --. --. .- .-. / .--. .-. .. -. --. --. --- -.. .- -. .. .-.-.-

Selasa, 30 Oktober 2018

⚜ ASAL MULA NAMA SANGGAR PRINGGADANI ⚜

Dilihat dari Jalan Brawijaya
Sanggar Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kodya Malang dibangun di Jalan Brawijaya no. 1 Malang, kami bertiga yang akan tampil melawak dalam peresmian nanti, memang saat itu kami tergabung dalam Group Lawak Trio Karana yang terdiri antara lain Saya (Uber S), Kak Hari Mu'ani dan Kak Bambang Basuki (alm) berembug nama apa yang pantas di sematkan Sanggar sebagai basecampnya para anggota Pramuka.

Memberi nama suatu bangunan tempat pertemuan sangat perlu dengan harapan sebuah nama tersebut mengandung pesan moral bagi penghuninya, sekaligus agar di kenal masyarakat luas. Dari rembugan ada yang punya ide di beri nama Jonggring Saloka, dan ada ide di beri Kawah Candradimuka, setelah terjadi debat tarik ulur, maka saya mengusulkan nama Pringgadani, usulan saya bukan berarti tanpa dasar.
Dilihat dari halaman depan


Begini ceritanya, kebetulan sekali di Jalan Kahuripan di belakang (sebelah utara) Masjid Jendral Achmad Yani ada taman hiburan rakyat dan RSNP (Radio Siaran Non Pemerintah) yang bernama Sena Putra (Sena adalah nama lain dari Bratasena atau Werkudara dalam cerita pewayangan) dan di seberang jalan dari masjid tersebut atau di sebelah selatannya (depan Kodim Kota Malang) ada taman yang bernama Taman Tetuko, Tetuko (nama kecil Gatotkaca, putra dari Sena/Werkudara). 
Di sebelah selatan Taman Tetuka, dibangun sebuah bangunan yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan Gerakan Pramuka Kotamadya Malang, yang sebelumnya berada di Goa Macan (Jalan Bareng Tenis atau sekarang Jalan Kawi dekat stadion Malang).
Berdasarkan alasan nama-nama tempat terdekatnya tersebut, saya mengusulkan pemberian nama bagi bangunan baru tersebut (yang kemudian juga menjadi Kantor Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kotamadya Malang) yaitu PRINGGODANI.

Pada pagi hari (saya lupa tanggal berapa, tapi yang jelas tahunya masih ingat tahun 1971), sayangnya Prasasti raib, atau mungkin sudah hancur saat gedung di renovasi akan di pakai sebagai kantor Dinas Pasar.

Prosesi Peresmian Sanggar Pramuka yang di resmikan Bapak Walikotamadya Malang Bapak R. Indra Soedarmaji selaku Ka Mabicab Gerakan Pramuka Malang.

Dan pada malam hari di adakan malam ramah tamah, dengan hiburan Band Tornado, tarian sumbangan dari Gugus Depan dan Lawak Trio Karana, acara di gelar di aula gedung, undangan yang hadir di samping para Muspika dan Muspida, para Komandan Batalyon yang mempunyai Gugus Depan, Ka Kwarcab Malang Kotamadya dan Kabupaten Malang beserta Andalan dan para Pembina.
Trio Karana diberbagai pertunjukan

Hiburan berlangsung sangat meriah, di sela-sela hiburan band dan tari, adalah Lawak Trio Karana, jujur saja saat itu saya grogi bukan main, maklum ini lawakan perdana, yang sebelumnya tidak pernah melawak dihadapan para pejabat, kalau melawak dalam api unggun sih sudah biasa.

Deman panggung seperti ini menyebabkan badan panas dingin, perut mulas, kepala cemot-cemot seperti mau lepas, tapi karena mengingat lawak yang sudah kadung tertera dalam susunan acara, mau tidak mau harus tampil, lagi pula kami harus menyampaikan nama Sanggar dan peran moral yang terkandung di dalam sebuah nama tersebut.

Selesailah sudah tugas kami untuk melawak, walaupun penyajianya tidak sesuai dengan konsep yang telah di sepakati. Plong sudah hati kami, nama Sanggar Pringgadani telah di dengar dan di saksikan para hadirin, aplaus tepuk tangan hadirin membuat kami bangga dan lega walaupun tugas ini tanpa imbalan jasa apapun, yang ada hanya ucapan terima kasih.

MENGAPA DI NAMAKAN SANGGAR PRINGGADANI.

Tulisan ini menginformasikan segala sesuatu baik itu fakta, data maupun peristiwa, termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar generasi selajutnya memperoleh informasi  pengetahuan, dan pemahaman baru tentang berbagai hal.

Penulis mengetengahkan suatu artikel ringan yang sedikit anekdot, cerita dan pengalaman lucu, bisa pula menjadi bacaan di kala senggang, untuk melepas ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.

Mengapa di namakan Sanggar Pringgadani  sebuah judul yang penulis ketengahkan adalah Kantor Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Malang yang berlokasi di Jalan Brawijaya 1A Malang.

Setelah Sanggar Goa Macan di jalan Kawi di ambil alih Pemerintah Kotamadya Malang akan di fungsikan sebagai Kantor Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang,  maka Gerakan Pramuka Kwarcab kota Malang mendirikan gedung di gunakan sebagai tempat pelatihan para anggota Gerakan Pramuka kota Malang.

Nama Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang di gunakan oleh suatu komunitas atau organisasi non fotmal melakukan suatu kegiatan, dinamakan sanggar, misalnya Sanggar Seni, Sanggar Ibadah, Sanggar Pramuka dan lain sebagainya.

Sedangkan nama Pringgadani di ambil dari dunia pewayangan versi Jawa suatu kerajaan seorang pewaris raja dengan julukan (sebutan) Raden Gatotkaca adalah putra Raden Werkudara Pandawa yang kedua, Raden Gatotkaca juga disebut Sena Putra. Konon Raden Gatotkaca di kisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukkan  Otot Kawat Tulang Besi  lbunya seorang Raksasa bernama Dewi Arimbi. Arimbi bukan sekedar penghuni hutan biasa, melainkan dia putri Prabu Tremboko dari kerajaan Pringgadani, negeri bangsa raksasa.

Baik akan penulis ceritakan sekelumit cerita Kisah kelahiran Raden Gatotkaca yang namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka, Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa di potong walaupun menggunakan senjata apapun. Sehubungan dengan kenyataan ini Sang Harjuna penengah Pandawa bertapa untuk mendapatkan petunjuk Dewata demi menolong nasip keponakkan, namun di saat yang sama pula Sang Karna (panglima kerajaan Hastinapura) juga juga bertapa mencari pusaka. Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada utusan khayangan memberikan senjata Kuntawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna.

Setelah itu Batata Narada menyadari kesalahannya kemudian menemui Arjuna menyapaikan bahwa yang berhak menerima senjata tersebut sebenarnya Arjuna, dan Sang Arjunapun mengejar Sang Karna senjatapun di rebut dari tangannya, tetapi yang bisa direbut hanya sarungnya (kerangkanya), kerangka senjata Kuntowijaya terbuat dari kayu Mastaba.

Kayu Mastaba ternyata bisa di pakai untuk memotong tali pusar si Jabang Tetuka, setelah tali pusar terputus terjadi ke ajaiban, kerangka hilang musna (di kisahkan masuk keperut jabang Tetuka). Dan kayu mustaba itu akan menambah kekuatan jabang bayi Tetuka, benar juga si jabang Tetuka berotot kawat, tulang besi. Namun di ramalkan bahwa kelak jabang Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Kuntowaija yaitu  sang Karna.

Dari cerita diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa lokasi Sanggar Pringgadani di sebelah utara  (berhimpitan), ada tanah lapang sebelah timur sungai Brantas, yang di pergunakan sebagai camping ground, untuk berkemah dan giat Pramuka, dinamakan Taman Tetuka, sekarang Pasar Bunga Splindit. Bila kita menyeberang jalan kearah Utara Jl.Kahuripan tepatnya utara Masjid Ahcmad Yani tempat wisata yang dinamakan Taman Sena Putra.

Dari penyebutan nama yang dimaksud diantaranya Sanggar Pringgadani, lapangan  Tetuka, dan Taman Sena_
kesemuanya adalah mengacu pada figur wayang Raden Gatotkaca yang sakti mandraguna (handal. tangguh) Ora tedhas papak paluning pandhe, otot kawat, balung wesi, hal ini mempunyai pesan moral yang berfilsafat adiluhung (sangat mendalam). Seseorang yang Handal danTangguh : percaya diri, befikir positif, tidak membanding - bandingkan dengan orang lain, mau menerima perubahan, berani mengatakan tidak, dan secara EQ bagus dan kuat.

Kembali ke pokok tujuan masalah Sanggar Pringgadani, Sanggar Pringgadani sebagai Kawah Candradimuka yang merupakan tempat untuk menggembleng para generasi muda Pramuka baik mental maupun spritual, dengan harapan mereka yang mengikuti giat disana, kelak menjadi pemimpin bangsa dan negara yang handal dan tangguh.

Para pembaca yang berbahagia, tentunya bagi generasi di era tahun 70 an pernah mendengar atau melihat salah satu group Lawak Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Malang bimbingan Kwartet 'S' yang di pimpin Bapak Jathi Kusuma yang di kenal dengan nama group Trio Karana, dengan anggota 3 (tiga) orang : Kak Uber Soehartono, Kak Hari Mu'ani dan alamarhum Kak Bambang Basuki, ada kaitan apa group ini dengan Sanggar Pringgadani..?. Kalau boleh di cerikan bahwa group Lawak inilah yang mencetuskan ide nama Pringgadani. Kalau tidak salah ingat saat ceremonial peresmian Sanggar Pringgadani pada tanggal 28 Oktober 1971, sangat di sayangkan bahwa prasasti peresmian Sanggar Pringgadani sudah tidak ada. Oh ya,  saat itu hadir Kak Darmin selaku Ka Kwarcab, para Andalan dan Pelatih para undangan Muspida dan Muspika serta beberapa adik didik Penggalang dan Penegak.

Setelah usia acara Ramah Tamah maka panggung yang telah disiapkan di isi hiburan, antara lain : Band Uril (Ajendam V Brawijaya), Tari Petik Apel tari kreasi baru pimpinan Yongki Irawan, sedang tari Gatotkaca gandrung di tarikan oleh putra Bunda Narto, Folk Song yang di awaki  Kak Indar, Kak Juwito, Kak Tarno, Kak Djohar Arifin. Dan sebagai gongnya giliran Lawak Trio Karana tampil. Tampilan Lawak Trio Karana sempat mencairkan suasana, walaupun tanpa sekenario, namun sempat membikin para hadirin tertawa, tertawa mungkin karena  kelucuan atau tertawa karena dialognya menyebalkan. yang terpenting disini group tersebut sudah bisa mencetuskan nama Pringgadani sebagai nama Sanggar Pramuka Kwartir Cabang Kota Malang.

Demikian cerita singkat asal mula nama Sanggar Pringgadani dengan harapan nama tersebut tidak hanya di kenang oleh generasi muda Pramuka, seharusnya di maknai arti filosofi yang  terkandung di dalam, sebagai motivasi sekaligus mendorong semangat agar kelak Pramuka pada umumnya, mampu mengedepankan kepentingan Nusa dan Bangsanya diatas kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok atau kepentingan golongan.
                        
Tamat
Paman Gober, 281018.

Senin, 01 Januari 2018

🚧 Malang Tidak Melintang - ⚜Kontingen Malangkuçeçwara⚜ 🚧

Dari semua hipotesa tidak ada yang mengungkapkan arti dari Malang, apakah berarti tidak beruntung, melintang, atau sial?. 
Bahkan akhirnya diambillah salahsatu dari hipotesa tentang arti kata Malang, disebutkan bahwa Malangkucecwara berarti "Tuhan menghancurkan yang bathil".
(sumber : Wikipedia)

"Amar ma'ruf nahi munkar (al'amru bil ma'ruf wannahyu'anil-mu'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk baik masyarakat. Frasa ini dalam syariat lslam hukumnya adalah wajib".  (ref-from : Google)

Sudah banyak pendapat bahkan hadist dijadikan sebagai referensi mengungkap arti Malangkucecwara sebagai sumber asal nama kota Malang. Berangkat dari sanalah Pemerintah Kota Malang  mencantumkan kalimat Malangkucecwara di bawah lambang atau logo kota kebanggaan Arek-arek Malang.
Badge Kontingen Peserta Utusan Malang Kodya (Kota Malang)

Pada tahun 1970 penulis sebagai salah satu bagian dari anggota Gerakan Pramuka Kotamadya Malang (Penegak), dan sebagai pembantu para Pelatih dan Andalan Cabang di dibawah komando Ancutra (andalan Cabang Urusan Putra) dan Ancupi (Andalan Cabang Urusan Putri), merupakan bagian yang bertugas dalam mempersiapkan kontingen Perppanitera 2 di Bedugul Bali pada 14-24 Agustus 1972 (catatan: Perppanitra 1 dilaksanakan di Cimanggis, Bogor, Jawa Barat pada 21-26 Agustus 1969, setelah Perppanitra 2 di Bali nama diubah menjadi Raimuna Nasional dan pertama kali dilaksanakan di Karangkates, Malang, Jawa Timur pada 14-24 Agustus 1976), dan mempersiapkan Kontingen Jamboree Nasional l di Situbaru (Cibubur), Jakarta tahun 1973, juga mempersiapkan Kontingen Lomba Tingkat. III (Lomba Regu Penggalang Pramuka tingkat Propinsi) Jawa Timur di Situbondo dan Perppanitera Daerah Jawa Timur di Pamekasan tahun 1973, dimana untuk persiapan keberangkatan diawali dengan masa pelatihan dan pembekalan kontingen, yang masa itu disebut masa orientasi atau bahasa kerennya (Inggirs) TC atau Training Centre.

Trainng Centre Kawah Candradimuka di Sanggar Pringgodani

Masa persiapan tersebut diserahkan kepada para Penegak/Pandega yang biasa membantu para Andalan Cabang, hal demikian kami merasa tertantang untuk menyulut api semangat para Pramuka Kotamadya Malang dengan membuat semboyan dan sekaligus penanaman semangat kecintaan kepada Kotamadya Malang, disamping Trisatya dan Dasa Darma Pramuka yang sudah menjadi kewajiban untuk dipahami dan diamalkan. Dimasa begini perlu perlu diberikan sebuah benda yang menempel di seragam Pramuka mereka, kalau sekarang Brevet atau Badge atau Pine (pin) guna memudahkan mengingat semangat kebersamaan dan semboyan pembangkit semangat selama mengikuti kegiatan.

Dengan dibantu oleh beberapa Penegak yang lain mengadakan rapat tidak penting (informal meeting). Memang jaman dulu kalau mempunyai ide (konsep) apapun yang bertujuan untuk memajukan organisasi, kadang tidak perlu rapat secara formal (ndakik-ndakik), tinggal idenya apa, pelaksananya siapa, sumber dananya dari mana, kalau menemui jalan buntu solusinya bagaimana. Keputusan terakhir konsep segera direalisasikan, tetapi itu semua tidak meninggalkan peraturan yang berlaku saat itu (bahasa Jawanya: ora grusa-grusu). 

Ya....!!!  tentu saja yang namanya anak muda (Penegak) untuk memutuskan hasil rapat terjadi tarik ulur. Tetapi rasa kebersamaan tetap terjaga, maklum saat itu hampir tiap hari para Penegak, sepulang sekolah atau kerja menyempatkan diri untuk singgah ke Sanggar Pringgadani, mereka menganggap sanggar merupakan basecampnya.

Hasil rapat (rembugan) akhirnya menemukan ide bahwa anggota kontingen yang akan mengikuti event/kegiatan yang mewakili Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kotamadya Malang harus melalui seleksi ditingkat Kwaran (Kwartir Ranting atau dari Kecamatan-kecamatan) kemudian wajib masuk dan mutlak mendapatkan penggemblengan (pelatihan dan pembekalan) di kawah Candradimuka yang dilaksanakan di Sanggar Pringgadani dan sekitarnya (sekarang Kantor Kwarcab Kota Malang), dan jika sudah berhasil menyelesaikan masa orientasi disematkan tanda bakti berupa badge Kontingen Peserta Utusan Kwarcak Kotamadya Malang yang bergambar Tugu berwarna merah dengan dasar warna putih dan bertuliskan Malangkuçeçwara berwarna putih dengan dasar warna merahseperti layaknya TKU/Tanda Kecakapan Umum yang harus di  pasang di baju dada kiri diatas saku.

Pada saat pembikinan dimasa itu dibuat dengan bahan sangat sederhana, karena belum ada mesin bordir, maka dibuatlah waktu itu dengan disablon. Meski dibuat dari bahan yang sederhana, badge kontingen tersebut merupakan suatu tanda bahwa anggota Pramuka tersebut pernah mendapatkan pelatihan dan pembekalan di Kawah Candradimuka, dan setiap peserta memiliki kesan-kesan yang berbeda, diantaranya :
Kontingen Raimuna Nasional 2017

"Saya sangat bangga memakai badge ini, karena tidak semua anggota Pramuka Kwartir Cabang Kotamadya Malang mendapat tanda bakti tersebut tanpa mengikuti orientasi"
Penyerahan Bendera Kontingen Kwartir Cabang Kotamadya Malang oleh Walikotamadya dr. Tom Uripan

Pimpinan Pasukan Kontingen Putra Heru Baskoro

Dituturkan dengan referensi berbagai sumber oleh :
Kak Uber Suhartono (pelaku PW Aspac I 1978; aktifis Pramuka Malang Kodya; member Forum Pandu Ngalam)